Postingan

Spanduk pecel lele karya kader IPNU babat

Gambar
Kiprah pelajar Nu tentunya tidak bisa di pungkiri lagi, baik dalam bidang pendidikan, olahraga, sampai ke bidang seni. baik itu seni musik, murni, maupun seni kriya. para pelajar ini tak pernah lekang meskipun di terpa perkembangan zaman. IPNU dan IPPNU sebagai wadahnya tentunya ikut terus mengawal dan mendukung para kadernya terus berkarya. Anampejabat  di antaranya, kader IPNU ini turut mengembangkan seni kriya yang dapat di terima di masyarakat, melalui spanduk pecel lele lamongan. karya ini dapat di terima karena memang mayoritas warung pecel lele menggunakan spanduk lukis sebgai dekorasi warungnya. Dengan melukis spanduk pecel lele lamongan, mas anam pejabat bisa mendulang rupiah yang tidak sedikit, dan juga turut membantu berkembangnya perekonomian warga lamongan, yang menjadi pedagang pecel lele tentunya. melalui Indah seni spanduk letter , mas anam memperkenalkan usaha yang sudah dia rintis 6 tahun lalu tersebut. "ya lumayan mbak, bisa lah kalu buat kehidupan sehari-hari,

Pasca KMD | Maarif babat borong penghargaan bintang pancawarsa kwartir Nasional

Gambar
Babat, Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Maarif babat, satuan komunitas (SAKO) maarif Setelah melaksanakan kursus mahir dasar KMD Pada tanggal 01 s.d 07 Oktober 2016 lalu, minggu ini sukses borong penghargaan bintang pancawarsa. Momen dilaksanakannya Lamongan Literacy ascout's Camp 2016 oleh Kwarcab Lamongan 14-16 Oktober lalu. Perkemahan yang diikuti oleh beberapa Lembaga SMA MA SMK se Kabupaten Lamongan ini digelar di bumi perkemahan Waduk Gondang Sugio Lamongan, dihadiri oleh Ka Kwarda Jatim, Gus Ipul. Juga turut hadir bupati lamongan H. fadeli dan wakilnya Hj. Kartika hidayati. Kegiatan yang juga sebagai momen Gerakan Lamongan Membaca, menulis, menghafal 1821 bersama Badan Perpustakaan dan Arsip Nasional, Kwarnas, kwarda jatim, kwarda Batam, Kwarda Sulawesi Perwakilan dari Singapore Selatan, Kwarcab Tuban, kwarcab Bojonegoro, Kwarcab kediri, Kwarcab Probolinggo, Mojokerto, jombang. Suatu penghargaan yang sangat luar biasa, Satuan Komunitas Ma'arif Cabang Babat yang baru

kembangkan kemampuan guru pramuka, maarif babat adakan KMD bersama Lembaga se cabang babat

Gambar
Babat, NU Online Kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar (KMD) yang dilaksanakan oleh Satuan Komunitas Ma’arif NU Cabang Babat, Lamongan bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan pengalaman praktis membina pramuka.  Kegiatan yang dilaksanakan di SMK Wachid Hasjim Maduran pada hari Sabtu-Jumat, 01-07 Oktober 2016 ini diikuti oleh seluruh calon pembina pramuka di gugus depan binaan PC LP Maarif NU Babat.  Mulai dari pretest untuk mengawali KMD, seluruh peserta nampak menikmati dengan soal yang diberikan oleh kakak pelatih. Kemudian dinamika kelompok dengan menyusun puzzle. Usai itu waktunya istirahat shalat dan persiapan upacara pembukaan kursus. Tepat ba'da maghrib upacara pembukaan kursus dilaksanakan, dihadiri oleh Ketua Sakoma PW LP Maarif NU Jawa Timur dan beberapa dari Pelatih Pusdiklat Jodipati Kwarda Lamongan. Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari PW LP Maarif NU Jawa Timur sebab Sakoma Cabang Babat adalah pertama kalinya Sakoma

peristiwa idul adha berdarah 1962

Gambar
NU Online | Senin, 12 September 2016 KH Zainul Arifin waktu itu belum genap dua tahun menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong yang dibentuk Presiden Soekarno. KH Idham Chalid sudah 5 tahun memimpin Nahdlatul Ulama. Sementara KH Saifuddin Zuhri baru 12 hari dilantik menjadi Menteri Agama RI. Pada tahun 1962, tepatnya hari Rabu 14 Mei pagi, Kiai Zainul Arifin yang juga Panglima Hizbullah pada masa Revolusi Fisik itu pergi ke masjid Baiturrahim di Istana Negara, Jakarta, untuk mendirikan Shalat Idul Adha bersama Presiden Soekarno. Pada Shalat Idul Adha waktu itu, Ketua PBNU KH Idham Chalid bertindak sebagai imam, sementara khotibnya Wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan dan Keamanan/KSAD Abdul Harris Nasution. Ketika mendirikan Shalat Id yang dimulai sekitar pukul 7.50 WIB tersebut, Soekarno berada di barisan terdepan jamaah. Di sebelah kirinya ada Abdul Harris Nasution. Di Samping Nasution ada KH Zainul Arifin. Di Samping Kiai Zainul ada KH Saifuddin Zuhri. Shalat Id b

hari raya idul adha jatuh pada tanggal 12 September 2016

Gambar
Jakarta, NU Online Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah menerbitkan ikhbar bahwa tanggal 1 Dzulhijjah 1437 H jatuh pada Sabtu, 3 September 2016. Keputusan tersebut diumumkan setelah tim rukyat Lembaga Falakiyah PBNU melakukan rukyat hilal bil fi’li pada Kamis (1/9) petang. Selama observasi langit secara langsung itu, tim rukyat tak berhasil melihat bulan sabit tanda awal bulan. Dengan demikian, bulan Dzulqa'dah disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari. Berdasarkan hasil rukyat ini, Lembaga Falakiyah mengumumkan bahwa hari raya kurban atau Idul Adha 1437 H yang jatuh pada 10 Dzulhijjah bertepatan pada hari Senin, 12 September 2016. Ketua Lembaga Falakiyah PBNU KH A Ghazalie Masroeri mengucapkan terima kasih kepada nahdliyin atas kontribusi dan partisipasi dalam prosesi rukyat hilal ini. “Selamat Idul Adha. Kita sambut dengan ibadah mengagungkan asma Allah, berkurban, mempererat silaturrahim dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya. Dal

FULLDAY SCHOOL DAN DARWINISME SOSIAL | Oleh Wakil Ketua II PW IPNU JATIM

Gambar
Pendidikan nasional kembali diramaikan dengan keinginan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Efendi, yang berinisiatif menerapkan sistem full day school pada sekolah tingkat dasar hingga menengah pertama. Statemen menteri anyar ini, kian mengukuhkan bahwa diskurus pendidikan nasional tak ada habisnya untuk dibahas. Dalih moralitas dan karakter menjadi basis wacana dalam penerapan kebijakan ini. Di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang kian terhimpit, serta heterogenitas kondisi sosial bangsa, apakah kebijakan ini akan menuai implikasi strategis, atau bahkan menyemai ironis? Darwinisme Sosial Y.B. Mangunwijaya dalam karyanya yang telah menjadi klasik Ikan-Ikan Hiu, Ido Homa, (1983) pernah menggambarkan secara metaforis bahwa rakyat kecillah yang selalu menjadi tumbal dalam proses sejarah. Tokoh Oti dan Loemadara dalam karyanya tersebut misalnya, merupakan gambaran rakyat kecil, atau ikan Homa yang menjadi tumbal bagi ikan Ido yang lebih besar, yang kelak ikan Idopun akan disan

Kisah Hidup Alm bu nyai Fatma dengan Gus Mus | Berduka

Gambar
Jakarta, NU Online Perjalanan rumah tangga KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) bersama Nyai Hajjah Siti Fatma telah berlangsung menjelang setengah abad. Gus Mus resmi menikahi putri Kiai Basyuni ini pada 19 September 1971. Dalam rentang itu kiai yang kini menjadi Mustasyar PBNU itu merasakan berbagai lika-liku hidup berkeluarga: susah senang dilalui bersama. Hingga akhirnya, Kamis (30/6), pukul 14.30 WIB di RSUD Rembang, Jawa Tengah, Nyai Fatma mendahului Gus Mus pulang ke rahmatullah. “Selera kami sering berbeda. Tapi kami selalu menghargai selera masing-masing,” tutur Gus Mus melalui akun facebook pribadinya, A Mustofa Bisri, pada 3 April 2016 lalu. Sebelumnya, dua hari setelah hari pernikahan ke-44, Gus Mus juga bercerita terang-terangan perihal kehidupan bersama istrinya tersebut. Berikut kutipan lengkap tulisan pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini di dinding facebooknya pada 21 September 2015. "Kemarin, 19 September, 44 tahun yang lalu, aku menyatakan "